Indonesia Goes to Digital, Dibutuhkan atau Tidak?

Posted by Admin Mikom

April 26, 2017

Semarang 26 april 2017- Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ditjen PPI, Direktorat Penyiaran mengadakan seminar dan sosialisasi mengenai TV Digital yang saat ini sedang diusahakan oleh Pemerintah sebagai jalan keluar dari krisis daya Internet saat ini. Acara yang dimoderatori oleh dosen Komunikasi, Agus Naryoso membuka kegiatan seminar dengan mengajak para mahasiswa untuk ikut berperan aktif dalam mengajukan pertanyaan seputar TV Digital.

(Dosen Undip dan pembicara yang berasa dari dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ditjen PPI, Direktorat Penyiaran dalam Sosialisasi TV Digital)

Kegiatan yang diselenggara di Auditorium Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNDIP ini dibuka oleh Pembicara pertama yang dibawakan Oleh Prof Dr, Henry Subiakto, SH, MA yang merupakan Staf Ahli Menteri Kominfo RI Bidang Hukum dan Guru Besar Universitas Airlangga. Prof Henry menyebutkan semakin banyak masalah di Indonesia,maka semakin banyak aplikasi yang dibutuhkan dan keadaan sekarang ini banyak aplikasi baru yang muncul dan kita kekurangan mega hetz. Oleh karena itu Pemerintah sangat gencar mensosialisasikan Digitalisasi Penyiaran, karena hal tersebut memiliki tujuan:

  1. Efisiensi penggunanan spektrum frekuensi
  2. Efisiensi infrastruktur industri penyiaran
  3. Peningkatan kualitas penyiaran
  4. Mempertahankan diversity of ownership
  5. Menumbuhkan industri konten (diversity of content)
  6. Digital dividend (Inti digitalisasi adalah pemadatan frekuensi)

(antusiasme 250 mahasiswa yang hadir dalam Sosialisasi TV digital di Auditorium FISIP UNDIP)

Saat ini TV yang ada hampir mencapai total 800 namun yang memiliki itu-itu saja. Usaha digitalisasi sudah ditetapkan standarnya oleh KOMINFO dan berbagai kegiatan sosialisasi sudah dilaksanakan namun masih gagal karena TV tidak hanya bermuatan bisnis namun juga politik. Dasar Hukum Uji Coba Siaran TV Digital sudah diatur lewat 3 PP namun ketika masuk di Pengadilan tetap banyak yang kalah dan dibatalkan.

Yang diinginkan oeh pemerintah adalah analog untuk switch off, sehingga Pemerintah dapat mengambil alih frekuensi tersebut untuk mensuply daya bagi pengguna handphone di masa depan. Perencanaan analog switch off antara lain:

  1. pemebentukan task force
  2. Penetapan model migrasi
  3. Penetapan waktu ASO (yang realistis)

Selanjutnya Pembicara kedua oleh Rouli Manalu yang mengajak para mahasiswa untuk menyikap Digitalisasi Penyaran. Kak Rouli melihat Digitalisasi Penyiaran merupakan hal yang tidak bisa dihindari, karena sosial kita berkembang searah dengan teknologi dan disatu sisi kebutuhan kita akan telekomunikasi semakin berkembang, namun saat ini kita berada pada masa kekurangan spektrum karena kita masih banyak bergantung pada wireless broadway. Namun Kak Rouli melihat bahwa proses digitalisasi memiliki stake holder lain yang memiliki interest yang berbeda sehingga secara teoritis ketika ada aturan atau regulasi mengenai Teknologi, pendekatan yang harus dilakukan adalah multi stakeholder approach. Ini merupakan pendekatan yang sudah banyak dilakukan karena melihat banyak kepentingan berbeda dan berbicara mengenai bagaimana pengelolaan digitalisasi. Regulasi pemerintah sebaiknya memasukkan inisisasi dari banyak stakeholder untuk membuat regulasi, agar standar yang ditetapkan dapat ditaati dan mampu diwujudkan demi komunikasi masa depan

Selanjutnya materi Karier Outlook menghadapi Era Digital 2017 dibawakan oleh Bapak Dedy Ristanto yang menyebutkan bahwa keunggulan dengan adanya TV Digital adalah gambar dengan kualitas yang lebih baik dan noise yang berkurang. Ketrika TV Digital berkembanga maka banyak saluran TV baru yang bermunculan dan jelas membuka kesempatan bagi bayak tenaga kerja. Peluang usaha di bidang rumah produksi, pembuatan aplikasi-aplikasi audio,video dan multiedia, industri sinetron, film, hiburan, komedi dan sejenisnya. Sebagai mahasiswa Komunikasi tentu akan sangat dibutuhkan dalam memproduksi konten-konten.

Seminar TV Digital “Indonesia Goes to Digital” ditutup oleh Ir. Hardijanto Saroso, MMT, MM yang memaparkan materi mengenai The Migration of Indonesia Media Indonesia dalam materinya Bapak Hardijanto menyebutkan bahwa Migrasi dalam Media merupakan sesuatu yang sedang diusahakan dan tidak bisa dihindari , Nantinya media-media yang berbentuk fisik akan berkurang atau bahkan berhenti karena memang informasi yang dibutuhkan sangat banyak namun harus didukung dengan suply daya yang efisien.

@MIKOM UNDIP NEWS

0 Komentar

Tinggalkan Balasan