Memperkuat Solidaritas dan Kebebasan Media: Pertemuan Jurnalis Perempuan Asia di Semarang

Posted by Nur Inayah

Oktober 25, 2023

Semarang (25/10) – Selama tiga hari kedepan, sejumlah jurnalis perempuan dari berbagai negara Asia berkumpul di Semarang, dalam sebuah pertemuan yang bertujuan untuk memperkuat solidaritas di antara mereka dan membahas isu-isu kunci terkait kebebasan media. Kegiatan ini berlangsung secara hybrid di ruang Sidang Senat dan Auditorium Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip). Acara tersebut merupakan bagian dari proyek Solidaritas untuk Kebebasan Media yang digagas oleh Asian Center for Journalism (ACFJ) di Universitas Ateneo de Manila, dengan dukungan dana dari Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Filipina. Proyek ini juga melibatkan berbagai organisasi media seperti Philippine Press Institute, Mindanao Times, Cebu-Citizens Press Council, dan Universitas Diponegoro, yang bekerja sama untuk memajukan kebebasan media di Asia.

Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas para jurnalis perempuan dalam menghadapi tantangan di dunia jurnalisme, memperjuangkan kebebasan pers, dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang isu-isu jurnalisme. Salah satu komponen kunci dari proyek ini adalah lokakarya yang fokus pada jurnalis perempuan Filipina, dengan tujuan mengidentifikasi tindakan konkrit yang dapat memperkuat perlindungan bagi jurnalis, terutama perempuan, dan membangun sistem dukungan yang kokoh bagi mereka.

Selain itu, pertemuan di Semarang tersebut membawa advokasi ini ke tingkat yang lebih luas, dengan melibatkan jurnalis perempuan dari berbagai negara Asia. Mereka berkumpul untuk mempresentasikan situasi jurnalis perempuan di negara masing-masing dan mendiskusikan solusi potensial untuk tantangan yang mereka hadapi. Diskusi ini juga diharapkan akan menjadi bagian dari penelitian yang lebih luas tentang keselamatan jurnalis perempuan di Asia.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro, dalam sambutannya, menyatakan pentingnya memahami hambatan-hambatan yang dihadapi oleh jurnalis perempuan. “Dengan menunjukkan dengan tepat hambatan paling signifikan yang dihadapi jurnalis perempuan, studi ini dapat menginformasikan kebijakan dan intervensi untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan lebih adil bagi jurnalis perempuan di industri media di seluruh Asia, sehingga menjadi langkah praktis untuk memajukan hak-hak dan kesejahteraan mereka.”

Kegiatan pada hari pertama diisi dengan presentasi dari sejumlah narasumber ahli, termasuk Dr. Sunarto, M.Si, yang berbicara tentang “Gender Equality In Indonesian Newsroom.” Dr. Sunarto membahas tantangan dan peluang yang dihadapi oleh jurnalis perempuan di Indonesia, serta upaya untuk mencapai kesetaraan gender di redaksi berita.

Luviana Ariyanti, M.Si, mengambil peran penting dalam berbicara tentang “Sexual Harassment to Woman Journalism In Indonesian Media.” Dia membahas masalah serius pelecehan seksual yang seringkali dihadapi oleh jurnalis perempuan dalam dunia media di Indonesia, serta upaya untuk memberikan perlindungan yang lebih baik bagi mereka.

Selain itu, pertemuan ini juga menjadi platform bagi para jurnalis perempuan untuk berbagi pengalaman dan best practices dalam menjalani profesinya. Mereka berbicara tentang bagaimana mereka menghadapi tekanan dan ancaman, serta strategi untuk memperkuat keberanian dan ketahanan mereka dalam menghadapi permasalahan serius terkait kebebasan media.

Pertemuan ini menciptakan jaringan baru yang kuat antara jurnalis perempuan Asia, yang akan menjadi sumber daya berharga dalam memperjuangkan kebebasan media dan menjalani profesinya dengan lebih aman dan efisien. Keseluruhan acara ini merupakan langkah penting dalam mendukung kebebasan media dan meningkatkan peran perempuan dalam jurnalisme di Asia.

@MIKOM UNDIP NEWS

0 Komentar